Rabu, 23 November 2016

CERITA DEWASA - KAKAK KU GURU KU BERCINTA ( cerita dewasa )

KAKAK KU GURU KU BERCINTA
( cerita dewasa )


CERITA DEWASA
PasarPoker


CERITA DEWASA - Peristiwa ini berawal waktu saya masihlah duduk di bangku kelas 5 SD, usia 11 th.. Kakak saya duduk di Bangku SMP kelas 2. Kami 3 bersaudara, Kakakku anak pertama, serta Saya anak paling akhir dari 2 saudara lelaki. Ke-2 Orang Tuaku Kerja di perusahaan Rokok swasta paling besar di Kota Medan. 

Jumat, 18 November 2016

CERITA DEWASA - AKU KETAGIHAN PUNYA MAJIKAN KU

AKU KETAGIHAN PUNYA MAJIKAN KU
( kisah nyata )



CERITA DEWASA
PasarPoker



CERITA DEWASA - cerita kali ini adalah sambungan dari cerita dewasa yang berjudul MAJIKAN KU YANG........ Cerita kali ini bakal lebih seruh dan lebih hot. Penasarkan gimana ending dari sambungan cerita yg kemarin? Yuk....sama-sama kita baca sambungan nya.

Minggu, 13 November 2016

CERITA DEWASA - MAJIKAN KU YANG ......(kisah nyata)

MAJIKAN KU YANG ......
(kisah nyata)


CERITA DEWASA
PasarPoker


CERITA DEWASA - Hai Aku Dina, waktu itu Aku tengah mengadu nasib di Bali, penyebabnya yaitu lantaran aku berkelahi dengan ayahku (ibuku telah wafat). Ayahku menyampaikan kalau aku tak produktif, lantaran setiap hari kerjaku cuma menghambur2kan uangnya saja dengan berbelanja sana sini. Memanglah aku ini maniak belanja, laper mata hingga lihat apa saja yang bagus pasti kubeli, walau sebenarnya aku tidak butuh2 sangat. 

Jumat, 11 November 2016

CERITA DEWASA - KETAGIHAN MILIK PAK RT

KETAGIHAN MILIK PAK RT
( cerita dewasa )




CERITA DEWASA
PasarPoker


CERITA DEWASA - ini adalah cerita kelanjutan yang saya berikan terlebih dulu yang berjudul Pak RT Pembangkit Nafsu Ku, pastikan anda telah membaca kisah sebelum nya. Karena kisah kali ini lebih menarik dan bergairah. Jadi mari kita baca lanjutannya. 

Sesaat saya masihlah terlena di ranjang serta menarik nafas panjang setelah orgasmeku tadi, Pak Parno selalu menciumi serta ngusel-uselkan hidungnya ke pinggulku, perutku. Bahkan juga lidah serta bibirnya menjilati serta menyedoti keringatku. Tangannya tidak henti-hentinya merabai selangkanganku. Saya terdiam. Saya butuh kembalikan staminaku. Mataku memandangi langit-langit kamar motel itu. Menembusi atapnya sampai ke awang-awang. Kulihat Mas Adit tengah repot di depan meja gambarnya, sebentar-sebentar stip Staedler-nya meniadakan garis-garis potlod yang mungkin saja dikarenakan salah tarik. 

Mungkin saja semuanya hanya masalah perlakuan. Hanya perlakuan Mas Adit yang selama perkawinan kami tak sungguh-sungguh memerhatikan keperluan biologisku. Saksikan saja Pak Parno baru saja, cuma dengan lumatan bibirnya pada ketiakku serta tarian jari-jarinya yang menari-nari di kemaluanku, sudah dapat memberi padaku peluang mencapai orgasmeku. 

Sesaat nafsuku tiba dengan menggelegak, Mas Adit telah turun dari ranjang dengan argumen ada yang perlu dikerjakan, si anu sudang menanti, atau si anu besok ingin pergi dsb. Anda nyatanya sekali begitu egois. Anda biarlah saya tergeletak menanti suatu hal yang tidak pernah datang. Menanti Mas Adit yang cuma pikirkan kebutuhannya sendiri. Yang saya tidak tahu kapan itu datangnya.. Kelihatannya saya menanti Godotku.., menanti suatu hal yang saya tahu tidak bakal pernah datang padaku.. 


‘Dik Marni lelah ya.. ’, bisikkan Pak Parno bangunkan saya dari lamunan. 
‘Nggak Pak. Lagi narik napas saja.. Tadi koq nikmat banget yaa.., sedang Pak Parno belum ngapa-apain padaku.. Pakee.. Pak Parno juga hebat lhoo.. Baru di utik-utik saja saya telah kelabakkan.. Hi hi hi.. ’, saya berupaya membesarkan hati Pak Parno yang sudah memberi kenikmatan tidak terhingga ini. 

Rupanya Pak Parno cuma menginginkan nge-cek kalau saya tidak tertidur. Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat dia turun dari ranjang. Dia lepasin sendiri bajunya, celana panjangnya serta lalu celana dalamnya. Baru pertama kalinya ini saya lihat lelaki lain telanjang bulat di depanku terkecuali Mas Adit suamiku. Wuuiihh.. saya begitu tergetar melihat badan Pak Parno. 

Pada usianya yang kian lebih 55 th. itu, sungguh Pak Parno mempunyai badan yang begitu seksi untuk beberapa wanita yang memandangnya. Bahunya bidang, Lengannya kekar, dengan otot-otot yang kokoh. Perutnya tidak terlihat jadi membesar, rata dengan otot-otot perut yang kencang, seperti papan penggilasan. 

Bukit dadanya yang kokoh, dengan dua putting susu besar kecoklatan, begitu menantang menanti gigitan serta jilatan bebrapa wanita binal. Dari penampilan badannya yang kekar serta macho ini, saya saksikan Pak Parno yaitu sosok pengagum berolahraga yang fanatik. Otot-otot di badannya tunjukkan dia berhasil olahraga sampai kini.

Pandanganku selalu meluncur ke bawah. Serta yang paling membuatku terasanya pingsan yaitu.. kontolnya.. Saya belum pernah lihat kontol lelaki lain.. Kontol Pak Parno sungguh-sungguh adalah kontol yang begitu menakjubkan dalam pandanganku sekarang ini. Kontol itu besar, panjang, keras sampai terlihat kepalanya berkilatan serta begitu indah. Kepalanya yang tumpul seperti helm tentara Nazi, sungguh adalah gabungan erotis serta powerful. Begitu menantang. Dengan sobekan lubang kencing yang gede, kontol itu seolah menanti mulut atau kemaluan beberapa wanita yang menginginkan melahapnya. 

Setelah telanjang Pak Parno juga menarik bajuku, celana jeansku yang sejak dari tadi masihlah di separoh kakiku, lalu blus dan kutangku dilepasnya. Saat ini saya serta Pak Parno keduanya sama telanjang bulat. Pak Parno rebah diantara pahaku. Dia segera nyungsep di selangkanganku. Lidahnya menjilati kemaluanku. Waduuiihh.. Ampunn.. Mengapa langkah begini ini tidak pernah saya peroleh dari Mas Aditt.. 

CERITA DEWASA
PasarPoker

Lidah kasar Pak Parno menusuk serta menjilati vaginaku. Bibir-bibir kemaluanku disedotinya. Ujung lidahnya berupaya menembusi lubang vaginaku. Pelan-pelan nafsuku terpancing kembali. Lidah yang menusuk lubang vaginaku itu bikin saya rasakan kegatalan yang hebat. Tanpa ada kusadari tanganku menyambar kepala Pak Parno serta jariku meremasi kembali rambutnya sembari mengerang serta mendesah-desah untuk kesenangan yang selalu mengalir. Tanganku juga menekan-nekan kepala itu supaya terbenam lebih dalam ke selangkanganku yang semakin dirundung kegatalan birahi yang begitu. Pantatku juga turut naik-naik menjemput lidah di lubang vaginaku itu. 


Selang beberapa saat, Pak Parno memindahkan serta mengangkat kakiku untuk ditumpangkan pada bahunya. Posisi seperti itu adalah posisi yang paling gampang untuk Pak Parno ataupun untuk saya. Dengan sedikit tenaga saya dapat menekan-desakkan kemaluanku ke mulut Pak Parno, serta demikian sebaliknya Pak Parno tak kelelahan untuk selalu menciumi kemaluanku. Terdengar nada kecipak mulut yang beradu dengan bibir kemaluanku. Serta desahan Pak Parno dalam rasakan enaknya kemaluanku tidak dapat disembunyikan. 

Posisi ini bikin kegatalan birahiku makin tidak terhingga sampai bikin saya menggeliat-geliat tidak tertahankan. Pak Parno repot memegang erat-erat ke-2 pahaku yang dia panggul. Saya tak dapat berontak dari pegangannya. Serta hingga selanjutnya di mana Pak Parno sendiri juga tak tahan. Rintihan dan desahan nikmat yang keluar dari mulutku merangsang nafsu birahi Pak Parno tak dapat terbendung. 

Setelah menurunkan kakiku, Pak Parno segera merangkaki badanku. Digenggamnya kontolnya, diarahkan dengan cara pas ke lubang kemaluanku. Saya sungguh begitu menanti detik-detik ini. Detik-detik di mana bagiku untuk pertama kalinya saya mengijinkan kontol orang lain terkecuali suamiku merambah serta menembus memekku. Semua badanku kembali bergetar, seolah terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar.. menanti kontol Pak Parno menembus kemaluanku.. Saya cuma dapat pasrah.. Saya tidak dapat lagi menghindar dari penyelewengan penuh nikmat ini.. Maafin saya Mas Adit.. 

Saya menjerit kecil waktu kepala tumpul yang bulat gede itu menyentuh serta segera mendorong bibir vaginaku. Rasa kejut saraf-saraf di bibir vaginaku segera bereaksi. Saraf-saraf itu menegang serta bikin lubang vaginaku jadi menyempit. Serta mengakibatkan seolah tak mengijinkan kontol Pak Parno itu menembusnya. Serta itu bikin saya penasaran, 

‘Santai saja Mar, agar lemesan.. ’, terdengar samar-samar nada Pak Parno di dalam deru udara nafsuku yang menyala-nyala. 
‘Pakee.. Pakee.. ayyoo.. Pakee tulungi saya Pakee.. Puas-puasin ya Pakee.. Saya serahin semua badan saya untuk Pakee.. ’, kedengerannya saya mengemis minta dikasihani. 
‘Iyaa Dik Marr.. Sebentar yaa Dik Marr.. ’, nada Pak Parno yang juga diburu oleh nafsu birahinya sendiri. 

CERITA DEWASA
PasarPoker
Kepala helm tentara itu pada akhirnya sukses menguak gerbangnya. Bibir vaginaku menyerah serta merekah. Menyilahkan kontol Pak Parno menembusnya. Bahkan juga saat ini vaginakulah yang aktif menyedotnya, supaya semua batang kontol gede itu dapat dilahapnya. 

Uuhh.. saya rasakan nikmat tekanan batang yang hangat panas masuk lubang kemaluanku. Sesak. Penuh. Tidak ada ruangan serta celah yang tersisa. Daging panas itu selalu menekan masuk. Rahimku merasa disodok-sodoknya. Kontol itu pada akhirnya mentok di mulut rahimku. Selalu jelas belum pernah se-umur-umurku rahimku ngrasain disentuh kontol Mas Adit. Dengan bekas ruangan yang longgar, kontol suamiku itu paling-paling menembus ke vaginaku hingga tengahnya saja. Waktu dia tarik ataupun dia dorong saya tak rasakan sesak atau penuh seperti sesak serta penuhnya kontol Pak Parno isi rongga vaginaku sekarang ini.


Lalu Pak Parno mulai lakukan pemompaan. Ditariknya pelan lalu didorongnya. Ditariknya pelan kembali serta kembali didorongnya. Demikian dia ulang-ulangi dengan frekewnsi yang semakin kerap serta semakin cepat. Serta saya menyeimbangi dengan cara reflek. Pantatku segera pandai. Waktu Pak Parno menarik kontolnya, pantatku juga menarik kecil sembari sedikit ngebor. Serta waktu Pak Parno menusukkan kontolnya, pantatku cepat menjemputnya dibarengi goyangan igelnya. 

Sekian dengan cara beruntun, makin cepat, makin cepat, cepat, cepat, cepat, cepat, cepaatt.. ceppaatt. Payudaraku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku, keringat Pak Parno mengalir serta berjatuhan di badan semasing, mataku serta mata Pak Parno keduanya sama lihat keatas dengan tersisa sedikit putih matanya. Goncangan semakin cepat itu juga bikin ranjang kokoh itu turut berderak-derak. Lampu-lampu terlihat bergoyang, makin kabur, kabur, kabur. Sesaat rasa nikmat makin menguasai. Semua gerak, nada, nafas, bunyi, desah serta rintih hanya nikmat saja berisi. 

‘Mirnaa.. Ayyoo.. Enakk tidak kontol padee Mirr, enak yaa.. enak Mirr.. ayyoo bilangg enak mana sama kontol si Adit.. Ayoo Mirr enak mana sama kontol suamimu ayoo bilangg ayyoo lebih enak manaa.. ’, Pak Parno meracau. 
‘Pakee.. enhaakk.. pakee.. Enhakk kontol pakee.. Panjangg.. Uhh gedhee bangett.. pakee.. Lebih enak kontol Pak Parnoo.. ’. 

Posisi nikmat ini berjalan bermenit-menit. Tanpa ada merasa pergumulan birahi ini telah jalan kian lebih 1 jam. Situasi erotis terlihat begitu indah serta menonjol. Erangan serta desahan erotik keluar bersahut-sahutan dari mulut kami. Kulihat badan kekar Pak Parno terlihat berkilatan lantaran keringatnya. 

Serta hal semacam itu bikin Pak Parno jauh tampak seksi di mataku. Kulihat keringatnya mengalir dari lehernya, selalu ke dada bagiannya, serta pada akhirnya ke benjolan otot di perutnya. Dengan gemas kupermainkan putting susunya yang bekilatan itu. Kugigiti, kujilati, kuremas-remas. Serta Pak Parno yang rasakan itu, lebih buas gerakannya. Sodokan kontolnya lebih kencang di memekku serta kurasakan tangan-tangannya yang kasar merambahi payudaraku. 

Selanjutnya, sesudah nyaris 2 jam kami bercinta, saya memperoleh orgasmeku 2 kali dengan cara berturut-turut. Itu yang ibu-ibu kerap sebut sebagai multi orgasme. Bukanlah mainn.. cuma dari Pak Parno saya dapat mencapai multi orgasmeku inii.. Oohh Pak Parnoo.. terima kasihh.. Pak Parno ingin memuaskan akuu.. Sekarangg ayoo.. Pakee agar saya yang memuaskan kamuu.. 10 menit kemudian… 

Serta kontol Pak Parno saya rasakan berdenyut keras serta kuat sekali.. Lalu menyusul denyut-denyut selanjutnya. Pada tiap-tiap denyutan saya rasakan vaginaku kelihatannya disemprot air kawah yang panas. Sperma Pak Parno berulang-kali muntah didalam vaginaku. 

Uhh.. Saya jadi lemess bangett.. Tidak pernah terlebih dulu saya lelah bersanggama. Kesempatan ini semua urat-urat badanku terasanya di lolosi. Dengan telanjang bulat kami sama telentang di ranjang motel ini. Di sinilah pada akhirnya berlangsung untuk pertama kalinya saya serahkan nonokku bersama semua badanku pada lelaki bukanlah suamiku, Pak Parno.

Serta saya heran.. selanjutnya.. tidak ada rasa sesal sekalipun dari hatiku pada Mas Adit. Saya begitu ikhlaskan apa yang sudah saya serahkan pada Pak Parno tadi. Serta dalam fakta saya memperoleh imbalan kenikmatan dari Pak Parno yang begitu hebat. 

Di motel ini saya alami 3 kali orgasme. 2 x beruntun saya alami orgasme dalam satu kali persetubuhan serta yang pertama terlebih dulu, yang cuma dengan gumulan, ciuman serta jilatan Pak Parno di ketiakku sambil tangannya ngobok-obok kemaluanku saya dapat memperoleh orgasme yang begitu memberi kenikmatan pada libidoku. Hal semacam itu mungkin saja karena sebab ada sensasi-sensasi yang muncul dari sikap penyelewengan yang baru sekali ini saya kerjakan. Yaa.. pada akirnya saya toh memiliki hak memperolehnya.. tanpa ada menanti Mas Adit yang begitu egois. 


Sebenarnya saya menginginkan tinggal lebih lama lagi ditempat birahi ini, tetapi Pak Parno mengingatkan kalau saat bernikmat-nikmat yang pertama kalinya kami kerjakan ini telah cukup lama. Pak Parno cemas beberapa orang rumah menanti serta bertanya-tanya. Pak Parno mengajak selekasnya kami meninggalkan tempat ini serta kembali merampungkan pekerjaan yang sudah kami sanggupi pada Mbak Surti dalam rencana menolong hajatannya. 

Sesudah kami mandi serta bersihkan sinyal tanda yang peluang mencurigakan, kami kembali pada jalanan. Nyatanya kemacetan jalan menuju ke Senen ini begitu kronis di siang hari ini. Karenanya ada pembangunan jembatan layang pada belokan jalan di Galur, antrean mobil macet telah merasa dari mulai pasar Cempaka Putih. Mobil Pak Parno terasanya merangkak. Untung AC mobilnya cukup dingin hingga panasnya Jakarta tak perlu kami rasakan. 

Selama kemacetan ini fikiranku senantiasa kembali ke momen yang baru saja saya alami berbarengan Pak Parno tadi. Lelaki tua ini memanglah hebat. Dia begitu kalem serta tangguh. Dia begitu sabar serta memiliki pengalaman kuasai wanita. Dialah yang dapat dibuktikan sudah memberi padaku kenikmatan seksual. Gabungan kesabaran, penampilan ototnya yang kekar, postur tegap badannya, dan kontol gedenya yang indah bikin saya segera takluk dengan cara iklas kepadanya. Saya sudah serahkan semua badanku kepadanya. 

Serta Pak Parno bukan hanya menerimanya untuk kebutuhannya sendiri, namun dia sekalian menunjukkan kalau kesenangan jalinan seksual yang sebenar-benarnya yaitu jika pihak lelaki serta pihak perempuannya dapat memperoleh kepuasannya dengan cara adil serta setara. Serta saya merasakannya.. namun.. Benar adilkah..? 

Ah.. pertanyaan itu mendadak mengganguku. Mendadak terlintas dalam fikiranku kalau dari jalinan tubuh tadi, saya sukses rasakan orgasmeku sampai 3 kali. Sesaat Pak Parno cuma keluarkan spermanya sekali saja. Berarti dia mencapai kenikmatan dalam jalinan seksual dengan saya tadi cuma sekali. Ahh.. adakah hal semacam ini jadi permasalahan untuk hubunganku dengan Pak Parno setelah itu..? Mengapa dia banyak diam mulai sejak keluar dari motel tadi..? 

Saya jadi gelisah, saya kasihan pada Pak Parno jika dia masihlah menaruh dorongan birahinya. Jika belum semua cairan birahinya dengan cara selesai tertumpah. Tidakkah hal sekian itu untuk lelaki bakal menyebabkan sejenis kegelisahan..? Apa yang perlu saya kerjakan..?? 

‘Pak, tadi senang tidak Pak..? ’, saya membulatkan tekad untuk ajukan pertanyaan. 
‘Bukan main Dik Mar, saya sungguh begitu puas’, demikian jawabnya. 

Satu jawaban yang begitu santun yang malah makin besar kekhawatiranku. Jawaban jenis itu pastinya akan keluar dari tiap-tiap ‘gentlemen’. Saya mesti amati dari pojok yang lain. Kulihat di bawah kemudi Kijangnya. Terlihat celananya masihlah menggunung. Berarti kontolnya masihlah ngaceng. Saya nekat. Kuraba saja benjolan celananya itu. 

‘Ininya koq masihlah ngaceng Pak? Masihlah pengin yaa?? Tadi masihlah ingin lagi yaa?? ’, sembari tanganku selalu memijiti gundukkan itu. Serta dapat dibuktikan makin jadi membesar serta mengeras. 
Pak Parno diam saja. Saya tahu tentu dia nikmati pijatanku ini. Saya lanjutkan. Tanganku meremasi, mengurut-urut. 
‘Hheehh.. dik Marr.. enak sekali tangan Dik Marr yaa.. ’. 

Biarkanlah, biarkanlah saya bakal senantiasa memberi yang saya dapat. Dengan beragam style, tanganku selalu meremasi serta mijit gundukkan kontol itu. Namun lama kelamaan malah tanganku sendiri semakin nikmati kesenangan memijit-mijit itu. Serta makin lama malah saya yang riil makin kelimpungan. Saya ingat kembali kontol gede ini yang 40 menit waktu lalu masihlah menyesaki kemaluanku. Yang tanpa ada meninggalkan celah sedikitpun penuhi rongga vaginaku. Serta ujungnya ini yang untuk pertama kalinya dapat mentok ke dinding rahimku.. ah enaknya..

‘Pakee.. Saya pengin lagii.. ’, saya berbisik dengan 1/2 merintih. 
‘Kita mencari saat lagi Dik Mar.., mudah.., Dik Mar khan dapat katakan pada Mas Adit, ingin ke Carrefour atau ke Mangga Dua mencari barang apa.. gitu’. 
‘Iyaa siihh.. Bisa di buka ya Pak. Saya pengin saksikan lagi nih jagoan Pak.. ’, sembari saya melempar senyum dan melirikkan mataku ke Pak Parno lihat reaksinya. 
‘Boleehh.. ’, dia jawab tanpa ada lihat ke saya, lantaran keramaian jalan raya yang mengharuskan Pak Parno berkonsentrasi. 
Tanganku sigap. Pertama-tama kukendorkan dahulu ikat pinggangnya. Lalu kubuka kancing intinya. Setelah itu kuraih resluitingnya sampai terlihat celana dalamya yang kebiruan. Di belakang celana dalam itu membayang alur daging sebesar pisang tanduk yang menghadap ke kanan. Oouu.. ini kali yang namanya stir kanan.. Bila stir kiri, mengarahnya kekiri pastinya. 

Dengan tak sabar kubetot kontol Pak Parno dari sarangnya. Lewat pinggir kanan celana dalamnya, kontol Pak Parno mencuat keluar. Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan. Serta pada ujung kepala itu ada secercah titik bening. Oooww.. baru saat ini saya memiliki kesempatan memerhatikan kontol ini dari jarak yang begitu dekat, bahkan juga dalam genggamanku. 

Rupanya precum Pak Parno sudah terbit di ujung kepalanya. Precum itu nampak dari lubang kencingnya. Uuuhh.. indahnyaa.. dapatkah saya tidak dapat menahan diri..?? 

‘Pak Parno pengin khan..?? ’, kembali saya berbisik. 
‘Heehh.. Dik Mar ingin bantu Pak Parno nih..?? ’, jawaban yang dibarengi pertanyaan balik. 
‘Gimana bantunya Pak.., berhenti duluu.. Mencari tempat lagii.. Hayoo.. ’, jawabanku mudah. 
‘Nggak demikian Dik Mar, kita tidak mungkin saja berhenti lagi. Ya ini khan macet nih jalanan. Maksudku, apakah.. eehh.. Dik Mar geram tidak bila saya katakan ini..?? ’. 
‘Nggak pa pa Pak, saya ikhlas koq, serta saya pengin bantu bener-bener, Pak’. 
‘Dik Mar pernah mengisep miliki Mas Adit khan? ’. 
‘Ooo.. Kk.. kaalau ii.. ttuu selalu jelas saya belum pernah Pak.., bila saksikan miliki Mas Adit rasa-rasanya saya geli gituu.. jijikk gituu.. ’. 
‘Kalau saksikan miliki saya inii.? ’, dia selalu menekan dengan pertanyaan yang selalu jelas saya tidak dapat menjawab dengan cara cepat. 

Masalahnya saya dihadapkan pada suatu hal hal yang bener-bener belum pernah saya kerjakan, bahkan juga juga dalam impian seksualku. Tentu yang Pak Parno kehendaki yaitu saya ingin mengisep-isep kontolnya itu, yaa khan? Namun saya juga memikirkan cepat.. Tadi pada saat di motel, Pak Parno membenamkan berwajah ke selangkanganku tanpa ada risah-risih. Lalu dijilatinya vaginaku, kelentitku, lubang kemaluanku. Dia juga menelan cairan-cairan birahiku. Saya jadi ingat prinsip adil serta setara yang saya katakan diatas tadi. 

Harusnya saya yaa.. tidak usah beberapa sangsi untuk berlaku menyeimbangi apa yang sudah dikerjakan Pak Parno kepadanya. Dia sudah menjilati, menyedoti kemaluanku. Serta saya begitu nikmati jilatan dahsyatnya. Serta saat ini Pak Parno seolah menguji padaku. Dapatkah saya melakukan tindakan adil serta setara juga pada dia. Saya memikirkan kontol itu di mulutku.. 

‘Dik Mar, sperma itu sehat lhoo, bersih, steril.. serta banyak vitaminnya. Itu dokter pakar lho yang ngomong. Coba, kontol Pak Parno ini tentu enak bila Dik Mar mengulumnya.. ‘, saya kelihatannya mendengar satu permintaan. 

Saya kasihan juga pada Pak Parno. Mungkin saja dia telah menginginkan mulai sejak awal jalan berbarengan dari rumah tadi. Mungkin saja bahkan juga dia telah menginginkan jauh sebagian waktu lalu. Serta saat ini waktu saya telah ada disebelahnya harapan itu tidak terkabul. Ah, saya jadi iba.. Kulihat kembali kontol indah Pak Parno. 

Yaa.. betul-betul indah.. apa berarti indah itu.. Bila memanglah itu indah.. telah harusnya bila saya menyenanginya.. serta bila saya menyenanginya.. harusnya saya tidak jijik maupun geli.. Serta saksikan precum itu.. Juga indah khan, bening, murni, serta mungkin saja juga wangi.. serta asin.. Serta.. Banyak lho yang begitu menyenanginya.., menjilatinya, meminumnya.. 
Tahu-tahu saya telah merunduk, mendekatkan wajahku, mendekatkan bibirku ke kontol Pak Parno yang indah itu. Serta tanpa ada banyak bertanya lagi saya sudah memutuskan.. Ah,.. ujung lidahku saat ini menyentuh, menjilat serta rasakan lendir lembut serta bening punya Pak Parno. Yaahh.. asinnya yang demikian lembutt.. 

‘Dik Maarr.. Uhh enakk bangett sihh.. ’, kepalaku dielus-elusnya. Serta dia sibakkan rambutku supaya tak menggangu keasyikanku. Serta setelah itu dengan penuh semangat saya mengkulum kontol Pak Parno di mobil yang sempit itu. Lalu Pak Parno sedikit memundurkan tempat duduknya. 

‘Dik Marr.. Selalu Dik Marr.. Anda pinter banget siihh.. uuhh Dik Marr.. ’, saya selalu memompa dengan lembut. Banyak kali saya keluarkan kepala itu dari mulutku.. Saya menjilati tepi-tepinya.. Pada pangkal kepala ada alur sejenis cincin atau bingkai yang melingkari kepala itu. Serta sobekan lubang kencingnya itu.. kujilati habis-habisan..

‘Marr.. enak bangett.. akau ingin keluar nihh Dik Marr.. Saya ingin keluar nihh.. ’, saya tak menghiraukan kata-katanya, mungkin saja tujuannya peringatan untukku, jangan pernah air maninya tumpah di mulutku. Dia masihlah cemas kalau mungkin saja saya belum dapat menerimanya. 

Namun apa yang berlangsung padaku saat ini telah segera berbalik 180 derajat. Rasa-rasanya malah saya saat ini yang merindukannya. Serta saya memanglah merindukannya. Saya pengin banget rasakan sperma seseorang lelaki segera tumpah dari kontolnya segera ke mulutku. Serta lelaki itu yaitu Pak Parno, yang bukanlah suamiku sendiri. Saya selalu menjilati, menyedoti. Batangnya, pangkalnya, pelernya, sejauh dapat bibir atau lidahku mencapainya, dikarenakan tempat yang sempit ini, semuanya sisi kontolnya itu saya rambah dengan mulutku. 

Serta pengalaman pertama itu pada akhirnya ada. Waktu mulutku mengkulum batangan gede panjang punya Pak Parno itu, saya rasakan kembali ada kedutan besar serta kuat. Kedutan itu lalu disusul dengan kedutan-kedutan selanjutnya. Bila yang saya rasakan di motel tadi kedutan-kedutan kontol Pak Parno dalam lubang vaginaku, saat ini hal semacam itu saya rasakan di rongga mulutku. Kontol Pak Parno memuntahkan laharnya. 

Cairan, atau tepatnya lendir yang hangat panas nyemprot langit-langit rongga mulutku. Sperma Pak Parno tumpah penuhi mulutku. Tak tahu berapakah kali kedutan tadi. Namun sperma dalam mulutku ini tidak pernah saya telan semuanya lantaran karena sangat banyak. 
Sperma Pak Parno berleleran di pipiku, daguku, bahkan ke kening serta rambut panjangku. Kontol Pak Parno masihlah berkedut-kedut waktu kukeluarkan dari mulutku. Serta saya capai kembali untuk kuurut-urut supaya semuanya sperma yang tersisa dapat terkuras keluar. Mulutku segera menyedotinya. Sekali lagi, pengalaman pertama nyeleweng ini betul-betul memberiku daftar panjang beberapa hal baru yang begitu sensasional bagiku. Serta saya semakin terasa tentu, beberapa hal itu tidak mungkin saja saya peroleh dari Mas Adit, suamiku terkasih. 

Sesuai sama gagasan, saya di turunkan di Pasar Senen oleh Pak Parno. Sungguh saya keberatan untuk perpisahan ini. Kugenggam tangannya erat-erat, untuk tunjukkan begitu besarnya makna Pak Parno bagiku. Saya jalan dengan gontai waktu menuju toko kertas dekorasi itu. 

Waktu saya turun dari taksi sesampai dirumah, Mbak Surti terlihat cemberut. Saya biarlah. Pada teman yang lain saya katakan banyak bahan yang saya mencari stoknya habis hingga saya menanti cukup lama. Di ujung jalan sana kulihat mobil Kijang Pak Parno. Mungkin saja telah lama lebih dulu nyampai di kompleks. Beberapa orang pemasang tenda serta pengatur sound sistem telah mulai melakukan tugasnya. 2 jam lagi acara bakal diawali. 

Saya pamit pulang sebentar, untuk menengok rumah. Mas Adit belum pulang. Saya mandi lagi sembari kembali kenang momen indah yang kualami sekitaran 2, 5 jam waktu lalu. Waktu sabunku menyentuh kemaluanku, masihlah tersisa rasa pedih pada bibirnya. Mungkin saja jembut Pak Parno tersangkut waktu kontolnya keluar masuk menembus memekku. Serta itu umumnya menyebabkan luka kecil yang merasa pedih pada bibir vaginaku waktu terserang sabun seperti ini - CERITA DEWASA