Kamis, 08 Desember 2016

CERITA DEWASA - INEX , DISKOTIK DAN SEX ( cerita dewasa )

INEX , DISKOTIK DAN SEX
( cerita dewasa )


CERITA DEWASA
PasarPoker

CERITA DEWASA - Lebih kurang 2 th. waktu lalu. Dengan kepandaianku mengelola waktu itu saya sudah mempunyai banyak pelanggan di bengkelku. Umumnya dari mereka yaitu beberapa karyawan yang bekerja di lokasi perkantoran itu. Satu diantaranya sebut saja Mbak Santi, usianya 35 th.. Ia yaitu seseorang manager di satu perusahaan. 


Berwajah cukup menarik, dengan kulit putih bersih. Badannya begitu seksi, padat, serta diisi. Sebagai fokus perhatianku yaitu bentuk payudaranya. Memiliki bentuk besar, namun tampak cocok dengan postur badannya. Saya kerap memikirkan bila satu waktu bisa rasakan halusnya kulit dadanya serta meremas bahkan juga mengulum putingnya susunya. 

Malam itu saya tengah menanti Taksi ingin pulang, lantaran mobil yg umum saya gunakan, dipinjam adik. Saya barusan usai tutup bengkel. Sekitaran 10 menit saya menanti, datang mobil sedan menghampiriku, lantas kaca mobil itu terbuka, serta kulihat Mbak Santi didalam mobil elegan itu memanggilku, dia juga ajukan pertanyaan. 

“Mau kemana An..? kok sendirian, ingin saya antar tidak? ” 

Tanpa ada basa-basi saya lantas masuk mobil elegan itu, lalu kita mengobrol didalam mobil. Secara singkat Mbak Santi mengajakku ke discothique, saat itu malam minggu. Sesampainya di diskotik. Kami mencari table yang kosong serta strategis di sudut namun dapat lihat floor dance. 

“Saya tengah pesan lagi satu untuk kita berdua, ” kata Mbak Santi. 

Untuk “on”, saya memanglah perlu dorongan inex, namun cukup 1/2, sesaat satu setengahnya lagi untuk Mbak Santi. Nyatanya ukuran satu 1/2 baru cukup untuk Mbak Santi. Nyatanya Mbak Santi sukai triping. Pesanan tidak lama datang. Kubayar bill-nya. 

Ditanganku ada dua butir pil inex, yang satu saya untuk dua. Mbak Santi selekasnya menelan satu 1/2, serta bekasnya untuk ku. Sesudah 15 menit, Mbak Santi tampak makin on. Jadi kami berjoget, menari-nari, serta berteriak senang didalam diskotek yang penuh dengan orang yang keduanya sama triping.  

Waktu saya berdiri serta lihat Mbak Santi “ON” berjoget dengan erotisnya, selang beberapa saat Mbak Santi hampiri serta merapatkan badannya yang mulus itu ke depanku. Ia kenakan t-shirt putih serta celana warna gelap. Dalam keremangan serta kilatan lampu diskotek, ia terlihat manis serta anggun. Saya kembali menyibukkan diri dengan bergoyang serta memeluknya belakang badannya. 


Sesekali tangan ku dengan nakal meremas dada Mbak Santi yang masihlah tertutup baju, Tanganku semakin nakal coba berkelana di balik bajunya serta meremas ke dua gunung kembarnya yang masihlah terbalut BH. Tanganku pada akhirnya bisa rasakan halus dari payudara Mbak Santi, jari-jari ku mencari-cari puting payudara Mbak Santi dengan menyusup kedalam BH Mbak Santi. 

Saya remas dada Mbak Santi dengan perasaan, lantas tanganku bergerak ke punggung Mbak Santi berupaya buka pengait bra itu, saya telah sukses melepas pengait BH nya hingga dengan bebas tangan kananku membelai serta meremas buah dadanya yang keras sesaat tangan kiriku tetap masih mendekapnya serta mulutku juga menciumi leher tahap itu, sembari tanganku memainkan puncak puting susu itu sampai memerah akibat remasan tanganku.

Sesaat Mbak Santi cuma memejamkan matanya meresapi tiap-tiap jamahan tangan serta selalu bergoyang ikuti irama, saya selalu mengelus dadanya hingga bikin Mbak Santi dari gerakan badannya Mbak Santi memanglah terlihat menginginkan sekali dipuasi, tampak dari pantatnya yang montok serta masihlah terbalut rok, selalu merapat ke ke belakang. 

“Kamu telah on berat ya? ” tuturnya. Saya tersenyum, kupeluk badannya serta kucium pipinya. Pada jam 02. 00 pagi, DJ menginformasikan discothique selalu buka hingga jam 05. 00. Pengunjung bersorak-sorai riang senang. Namun Mbak Santi nampaknya telah mulai “Droop”. 

“Sayang saya telah capek, ” keluh Mbak Santi. 
“Ah, saat capek, sayang, ” ucapku sembari selalu memeluk erat serta menciumi leher belakangnya. 
“Sayang.. kita pulang yuk.., ” tuturnya. “Saya menginginkan istirahat”. 
“Pulang ke mana? ” tanyaku. 
“Ke mana aja” jawabnya. Saya baru tahu, kalau dia menginginkan lanjut ke tempat tidur. 
“Saya sesungguhnya telah booking kamar di hotel dekat sini” katanya. 
“Kalau demikian. kita kesana” 
“Tapi tunggulah, saya ingin katakan teman dahulu yang lagi digaet cowok di sudut sana, ” tuturnya. 

Pas jam 02 : 30 awal hari kami keluar dari discothique itu dengan rasa senang serta suka selalu kami menuju ke hotel. Sesampainya kami dikamar Mbak Santi segera berjoget lagi kesempatan ini tanpa ada musik namun dia yang bernyanyi serta sambil menanggalkan bajunya cocok seperti orang tengah menari striptis, saya cuma lihat serta duduk disebuah kursi sofa yang ada pas didepan jendela. 

Sembari menari serta menanggalkan bajunya Mbak Santi hampiri saya serta selekasnya jongkok didepan saya sembari buka resleting celana saya, saya cuma memerhatikan apa yang bakal dikerjakannya, “Wowww.. besar serta kencang sekali.. buat Santi ya.. ” 

CERITA DEWASA
PasarPoker
Lalu Mbak Santi mengulum penisku yang menegang mulai sejak tadi. 
“Ooogghh.. sshh.. enak sekali San.. ”, ucapku. 

Dia keluarkan penis saya yang telah 1/2 tegang serta segera diisapnya dalam-dalam. Jago memanglah Mbak Santi dalam memainkan isapannya, sembari menghisap lidahnya selalu menari serta meliuk diteruskan ke buah zakar saya, sesudah 10 menit naik serta turun dia isap serta jilatin penis saya, 

Mbak Santi melemparkan badannya ke atas kasur, serta jatuh telentang. Segera saya menyergapnya, serta kami bercumbu dengan dorongan nafsu begitu tinggi lantaran dampak inex. Kami berciuman, beradu lidah serta bertukaran menghisapnya. Kuciumi pipinya, matanya, keningnya, dagunya. Kujilati daun telingaya, serta kusodok-sodok lubang telinganya dengan lidahku. 

Tanganku tidak diam. Mengelus serta meremas rambutnya, menyusuri leher serta belahan dadanya. Kuusuap-usap perutnya, punggungnya, serta bokongnya. Kubekap vaginanya yang ditumbuhi bulu halus nan rimbun. Jari manis serta telunjukku merenggangkan pinggir vagina Rani. lantas jari tengahku mengorek-ngorek klitorisnya dengan penuh perasaan. 

“Ooh.. sshh.. aahh..! ” desah Mbak Santi. 
“Sayang.., ” dengusku sembari selalu mencumbunya. 

Saya menarik tanganku dari vagina Mbak Santi. Saat ini ke-2 tanganku mengelus-elus pinggir payudaranya. Berputar hingga pada akhirnya meremas sisi putingnya. Pada akhirnya anganku terwujud. 

“Oooh.. selalu.. say..! ” desah Mbak Santi lagi. 
Saya jilati pinggir buah dadanya, lantas mengisap putingnya.


“Oohh.. sayang..! ” Mbak Santi merintih nikmat. Mbak Santi bangkit serta mendorong saya agar telentang. Ia lakukan cumbuan mengikuti caraku. Ia juga meringkus penisku serta mengelusnya dengan desakan yang menghidupkan birahi. Mbak Santi memutarkan tubuh diatas badanku yang telentang. Ia menciumi serta menjilati penisku sesaat vaginanya disumpalkan ke mulutku. 

Pada akhirnya Mbak Santi menjatuhkan diri ke tempat tidur serta menarik tanganku. Sesaat buah dadanya semakin kencang. Putingnya semakin memerah. Nafasnya tersengal-sengal. Keringat telah membasahi sekujur badannya. Seperti keringatku. Juga nafasku. Juga si nagaku yang telah meronta. Dia kelihatannya bingung saat kuambil dua bantal. Dengan lembut kuangkat badannya, lantas bantal itu kuletakkan dibawah pantatnya. 

Menyokong badan sisi bawahnya. Bikin pahanya yang putih mulus semakin menantang. Terutama saat bukit venus dengan bulu-bulu halusnya menyembul ke atas. Bikin magmaku merasa ingin meledak. Dia mengerang waktu lidahku lalu jemariku mengelus-elus bulu-bulu itu. Dia menjerit waktu kucoba menguak kemaluannya dengan jari telun-jukku. Otot pahanya meregang waktu kuhisap clitorisnya. 

“Masukkan penismu, cepat sayang, ” rintihnya. 
“Aahh..! ” rintihan kenikmatannya kesempatan ini terdengar hampir seperti jeritan. Saya jongkok di tepi tempat tidur, 

kutarik kaki Mbak Santi hingga bokongnya ada di pinggir ranjang. Kusingkap selangkangannya, serta kulumat vaginanya yang telah becek. Kubalikkan badannya, kujilati bokongnya sembari sesekali 1/2 menggigitnya. Kukorek-korek anusnya dengan jari tengahku. 

“Ouuwww.. ooh.. sshh.. sayang, cepet input! ” tuturnya memelas-melas. 

Makin Mbak Santi memanas birahi, saya makin selalu mempermainkannya serta belum ingin lakukan penetrasi. Saya lihat Mbak Santi hingga meneteskan air mata menahan orgasme. Dipegangnya penisku yang telah jadi membesar ini. 

Dia bimbing serta penisku merasa menyentuh bibir kemaluannya. Dia melepas pegangannya. Kudorong sedikit. Dia menjerit. Kutahan nafas. Lantas kutekan lagi. Dia memekik. Pada dorongan beberapa kalinya tujuan terlepas lagi. 

Dia terengah-engah. Saya mengambil posisi. Duduk 1/2 jongkok, ke-2 kakinya kutarik. Bikin jepitan atas badanku. Kuarahkan penisku ke lubang yang basah serta menganga itu. Saat kudorong dia meremas rambutku kuat-kuat. 

Kutekan. Serta kutekan selalu. Tidak memperdulikan rintihannya. Ke-2 kakinya meregang ototnya. Dengan penuh kepercayaan kutambah tenaga doronganku. Pertama merasa gemeretaknya tulang. Lalu merasa suatu hal yang plong. Bikin dia menjerit, merintih keras, 

“Acchh.. sshh.. ” 

Saat kupacu dia dengan irama yang lambat dia mengerang, menjerit, merintih selalu. Kuubah posisi. Saat ini ke-2 tanganku ada di belakang punggungnya. Bikin kaitan di antara ketiaknya. Dia meremas rambutku bersamaan dengan naik turunnya badanku. 


Kukunya mencengkram punggungku saat kukayuh pantatku penuh irama. Naik serta turun. Tarik serta dorong. Rintihan serta jeritannya seolah tidak kupedulikan. Saya berhenti di dalam jalan. Dia meronta. Buka matanya. Dengan muka kuyu. Dari keringat kami yang menyatu. Tanpa ada disangka, dia mulai ikuti irama permainanku. 

Dengan menahan rasa sakit dia menggerakkan pinggulnya. Memutar serta memutar. Sesekali menyentak badanku yang di atasnya. Selang beberapa saat Mbak Santi mengubah posisi menempati pahaku, memegang penisku serta dimasukkannya pelan ke vaginanya. 

“Uppss.. ooh.. ” rasa-rasanya sangat nikmat penisku di dalam vaginanya. Mbak Santi selalu bergoyang naik turun. 
“Ahh.. enak.. ”erangku. 

CERITA DEWASA
PasarPoker
Mbak Santi selalu bergoyang sembari menjerit kecil. Dadanya yang naik turun segera kuremas. Lantas kubalikkan posisinya kebawah. Serta saya ubahan memompanya dari atas. Saya selalu memompa hingga pada akhirnya dia mengerang panjang. Otot vaginanya berkontraksi meremas penisku 

“Oghh.. saya telah keluar sayang.. ” erang Mbak Santi. 
Mendadak, pintu kamar ada yang mengetuk. 
“San.. San! ” nada perempuan. 
Saya kaget serta pernah berhenti mencumbu Mbak Santi. 
“Teruskan, sayang..! Itu rekanku, biarlah saja, ” kata Mbak Santi. 

“San..! ” pintu diketuk lagi diikuti nada panggilan. 
“Masuk saja, Lin, tidak dikunci, kok” tutur Mbak Santi. 
“Huuss..!! Kita lagi nanggung serta bugil begini saat temanmu diminta masuk..? ” sergahku. 
“Engga apa-apa, cuek saja.. ” kata Mbak Santi mudah sembari tersenyum manis. 
“Wah, rupanya lagi pada asik nih, ” kata Lina demikian membukakan pintu serta masuk kedalam kamar. 

Saya masih tetap dalam posisi jongkok serta penisku masihlah didalam vagina Mbak Santi, serta cuma menyeringai lihat kehadiran Lina.

“Mana cowokmu tadi? ” bertanya Mbak Santi. 
“Tahu anda pulang ke hotel bawa cowok, yah saya dibawa ke hotel lain” sahut Lina. 

Saya masihlah bengong mendengar pembicaraan dua cewek cantik itu. Mendadak tangan Mbak Santi menarik tanganku yang tersampir di pahanya. 

“Ayo sayang goyangin penismu, janganlah kalah sama Lina” desak Mbak Santi. 

Saya berdiri serta mengangkat badan Mbak Santi ke tengah tempat tidur. Penisku yang telah tegang dari tadi, selekasnya saya tembakkan lagi kedalam lubang vagina Mbak Santi yang telah tak perawan namun masihlah merasa lengket. Kami keduanya sama rasakan kehangatan yang nikmat. 

“Yang dalam.. cepat.. ah.., enak.. ” pinta Mbak Santi. Saya pompakan penisku dengan penuh gairah. 

Sesaat Lina pergi ke kamar mandi serta mengurung diri di sana. Mungkin saja berendam di bathtub. Dampak inex bikin ketahanan persenggamaanku dengan Mbak Santi cukup lama. Beragam style kami kerjakan. Mbak Santi sekian kali mengerang serta menggigit pundakku waktu meraih orgasme. Sesaat penisku masihlah anteng serta melesak-lesak kedalam vagina Mbak Santi. 

“Aduh.. lelah, sayang..! ” rintih Mbak Santi. 
“Istirahat dahulu.. yah..? ” 
“Sabar, dong, say. Saya begitu nikmati hangatnya vaginamu, ” rayuku. 

Mbak Santi lalu menggelepar pasrah, tak kuasa lagi menggerak-gerakkan badannya yang lagi kugarap. Matanya terpejam. Saya makin terangsang memandangnya tidak berdaya. Kami telah bermandikan keringat. Namun penisku masihlah tegang, belum ingin memuntahkan sperma. Pada akhirnya saya kasihan juga sama Mbak Santi yang telah keletihan serta terlihat tertidur walau saya masihlah menggagahinya. 

Saya mendengar bunyi keciprak-kecipruk di kamar mandi. Spontan saya bangkit serta melepas penisku dari vagina Mbak Santi. Dengan langkah pelan agar tak bangunkan Mbak Santi dari tidurnya, saya jalan serta perlahan-lahan buka pintu kamar mandi. 

Benar saja Lina tengah berendam di bathtup dengan badan bugil. Ia terlihat tengah nikmati kehangatan air yang merendamnya. Kepalanya bersender pada ujung bathtub. Saya menghampirinya dengan penis yang masihlah tegang. Mata lina terbuka serta kaget melihatku berdiri di segi bathtup, menghadap ke arahnya. 

“Mana Santi? ” tanyanya 1/2 berbisik sembari matanya turun naik lihat ke arah muka serta penisku yang ngaceng. “Dia tidur.. janganlah berisik, ” kataku sembari naik kedalam bathtup serta segera menindih badan Lina yang sintal serta pasrah. Kami bergumul dalam cumbuan yang hot. 

“Lin anda di atas yah.. ” Saat ini posisiku ada dibawah, dia selekasnya naik keatas perutku serta dengan selekasnya di pegangnya penisku sembari diarahkan kevaginanya, kulihat vaginanya indah sekali, dengan bulu-bulu pendek yang menbuat rasa gatal serta enak saat bergesekan dengan vaginanya. “Aaawww.. enak banget vagina anda Lin.. ” 

“Enak kan mana sama miliki Santi..? ” 

Tuturnya sembari memutar pantatnya yang bahenol. Rasa-rasanya penisku ingin patah saat diputar di dalam vaginanya dengan berputar semakin lama semakin cepat. 

“Ah.. Lin.. enak banget ah.. ” Saya juga bangun sembari mulutku mencari pentil susunya, selekasnya kukemut serta kuhisap. 
“Ton.. saya ingin keluar.. ” 
“Rasanya mentok.. ah.. ” 

Memanglah dengan posisi ini merasa sekali ujung batangku menyentuh peranakannya. 

“Ah.. ah.. eh.. ” suaranya setiap saat saya menyodok vaginanya. 

Kugenjot vaginanya dengan cepat. Dia seperti kesurupan tiap-tiap dia naik turun di atas batangku yang dijepit erat vaginanya, 

“Lin ingin keluar.. ” 

Kupeluk erat dia sembari melumat putingnya. Kupompa vaginanya hingga kami tidak sadar keluarkan desahaan serta rintihan birahi yang hingga bangunkan Mbak Santi. Mbak Santi mendadak berdiri di pintu kamar mandi dengan badan bugil serta matanya memandang saya serta Lina yang lagi bersetubuh.

“Gitu yah, tidak senang dengan saya anda dengan Lina, ” hardik Mbak Santi dengan suara manja, pura-pura geram. 

Eh, jadi Mbak Santi saat ini turut naik kedalam bathtup. 

“San, mari ubahan, saya telah 2 x dibikin keluar, hingga lemes rasa-rasanya. Cowokmu ini sangat perkasa, ” kata Lina. 
“Ayo sayang, saat ini saya bakal bikin penismu muntah, ” kata Mbak Santi. 

Selekasnya Mbak Santi hampiri saya didalam bath yang penuh dengan air, dilihat Lina yang duduk di ujung bathtup sembari membersihkan vaginanya, serta pahanya jadi sandaran kepala Mbak Santi. Kusuruh dia nungging, jadi terlihatlah lubang vaginanya yang basah serta berwarna merah, kuarahkan kepala penisku ke lubang tempiknya dengan cara perlahan. 

Kutekan penisku lebih dalam lagi, dia menggoyangkan pantatnya sembari menahan sakit. Terdengar nada kecroot, kecroot apabila kutarik serta kumasukan penisku di lubang vaginanya, lantaran nada air kali ya. Mbak Santi makin histeris, sembari memegang pinggir Bath Tub dia goyangkan pinggulnya makin cepat serta nada kecrat, kecroot makin keras. Selang beberapa saat. 

“Aduh say saya tidak tahan lagi menginginkan keluar.. ”. 
“Aduh sayang.. selalu.. ” 

Mbak Santi terkulai lemas serta vaginanya kurasakan makin licin, hingga pahaku basah oleh cairan vaginanya yang keluar begitu banyak. Sesungguhnya saya juga telah tidak tahan menginginkan keluar, terlebih mendengar desahan-desahan yang erotis ketika Mbak Santi bakal orgasme. 

“Aduh, sayang, saya kalah lagi nih, telah ingin orgasme! ” 

Cairan hangat merasa masihlah mengalir dari dalam vagina Mbak Santi. Saya masihlah selalu menggenjot vaginanya. Muka Mbak Santi tampak pucat lantaran telah keseringan orgasme. Lihat muka cantik yang melemah itu, genjotanku dipercepat. 

“Sayang, saya ingin keluar nich.. ” 
“Keluarkan didalam saja sayang, kita keluarin berbarengan, Santi juga ingin keluar. ” 

Serta Pada akhirnya spermaku mendesir ke batang jakar serta saya meraih orgasme yang diikuti juga dengan orgasme Mbak Santi. Air maniku keluar dengan derasnya kedalam vagina Mbak Santi serta Mbak Santi juga menikmatinya. 

“Akhirnya saya sukses membuat kamu meraih puncak kesenangan sayang, ” kata Mbak Santi sembari memeluk serta menciumi bibirku. Merasa nikmat, licin, geli bercampur jadi satu jadi sensasi yang membuatku ketagihan. Kami bertahan pada posisi itu hingga kami keduanya sama melepas air mani kami. 

“Lin.. emut penisku sayang” kataku lantas mencabut penisku dari vaginanya Mbak Santi. Lantas Lina melumat 1/2 penisku sampai pejuhku habis keluar. “Mhh.. ah.. enak sekali pejuhmu” tuturnya sembari mengocok ngocok penisku mencari bekas air pejuhku. 

“Tapi sebentar lagi nagaku bakal bangun lagi lho. Saksikan, telah mulai menggeliat! ” kataku, menggoda. 
“Hhhaah..? ” Mbak Santi serta Lina terkesiap berbarengan kompak. 

Lalu saya selekasnya keluar dari bathtup mendekati Lina serta menyuruhnya membelakangiku. Dari belakang saya mengarahkan penisku ke vaginanya yang telah basah lagi lantaran nafsu lihat saya serta Mbak Santi. Sleepp.. bless.. Saya segera memasukkan penisku terburu buru, lantaran sempit saat bikin kesakitan Lina. 

“Aduuh pelan pelan dong Say.., Lina sakit nih” tuturnya agak merintih. 

“Sorry Sayang saya sangat nafsu nih” kataku lantas tanganku menyambar susunya yang menggelantung indah. Lantas saya mulai memaju-mundurkan pantatku sembari tanganku berpegangan pada susunya serta meremasnya. 

“Shh.. ahh.. shh.. ” kata Lina 1/2 merintih kesenangan. 
“Lin.. vaginamu sempit.. nikmat Lin.. ” teriakku menemani kenikmatanku pada kemaluan kami. Sleep.. bles.. cplok.. cplok.. irama persetubuhan kami sungguh indah sampai saya ketagihan. 

Kami lakukan posisi nungging itu lama sekali sampai kami keduanya sama hingga nyaris berbarengan. 

“Shh.. ahh.. say, Lina hingga nih” tuturnya sembari kepalanya mendongak kebelakang. 
“Iya Lina sayang, saya juga hingga nih, di dalam yah say.. ” kataku lantas menghunjamkan penisku dalam dalam divagina Lina. 

CERITA DEWASA
PasarPoker

Seerr.. croot.. croot kami keluar nyaris berbarengan lantas saya mencabut penisku dari vagina Lina. penisku tampak basah dari air mani kami serta air kesenangan Lina. 

“Ugh.. say enak banget.. ” tuturnya. 

Lantas kami duduk beristirahat ditepian segi kamar mandi sembari menanti bekas kesenangan yang tadi kami lewati. END - CERITA DEWASA

1 komentar:

Anonim mengatakan...

permisi ya min
situs bandarq
judi online terpercaya
kumpulan situs judi online terpercaya
situs aduq terpercaya
situs judi online terpercaya

Posting Komentar