Minggu, 09 Oktober 2016

CERITA DEWASA - ANTARA CINTA, NAFSU, DAN MOTIFASI


ANTARA CINTA, NAFSU, DAN MOTIFASI
( kisah nyata )







CERITA DEWASA
PasarPoker




CERITA DEWASA - Cerita kali ini yaitu kelanjutan cerita sebelumnya yang berjudul Ku senangkan anak angkat kami, dan pada saat ini saya bakal memembagikan cerita dewasa yg tidak kalah seru nya dengan judul Antara cinta ,nafsu, dan motifasi. 



Hingga sekarang ini, Anis masihlah belum juga hamil, walau sebenarnya ia serta mas Iqbal tak pernah capek berupaya. Ah, mungkin saja memanglah belum rezekinya. Anis berupaya terima dengan ikhlas serta lega dada. Toh saat ini telah ada Safiq yang temani setiap harinya. Serta bagusnya, bocah itu dapat melakukan tindakan kian lebih sebatas anak. 



Itu dibuktikan Safiq waktu mereka terlibat perbincangan berdua sembari menanti mas Iqbal yang bekerja lembur. Berdua mereka duduk di sofa ruangan tengah, di depan tv. Mereka mengobrol banyak, dari mulai sekolah Safiq sampai bebrapa waktu intim mereka berdua sebagai makin kerap. 



”Kamu tidak bosen nenen sama Umi? ” bertanya Anis sembari membelai rambut Safiq yang lagi-lagi terbenam ke belahan buah dadanya. 

Dengan mulut penuh payudara, Safiq berupaya untuk menjawab, ”Ehm… tidak, Mi. Susu umi enak banget! ” 
”Saat saya kocok gini, enak juga tidak? ” bertanya Anis yang tangannya mulai menerobos kedalam lipatan sarung Safiq. 


CERITA DEWASA
PasarPoker
Safiq melenguh pelan waktu rasakan jari-jari Anis melingkupi batang kemaluannya serta mulai mengocok pelan benda coklat panjang itu. ”Hmm, enak, Mi. ” sahutnya jujur. 



Anis tersenyum, serta meneruskan aksinya. Selalu ia permainkan batang penis sang putra angkat sampai Safiq melenguh kencang selang beberapa saat. Tubuh kurusnya kejang waktu spermanya berhamburan mengotori sarung serta tangan Anis. Mereka terdiam untuk sebagian waktu. Anis memerhatikan tangannya yang belepotan sperma, serta setelah itu mengelapkan ke sarung Safiq. Lantas dipeluknya bocah itu penuh rasa sayang. 



”Terima kasih, Mi. ” gumam Safiq di sela-sela pelukan mereka. 



Anis mengecup pipinya lantas menuntun anak itu untuk geser ke kamar, saat ini telah waktunya untuk tidur. Namun Safiq tak segera beranjak, ia tetaplah duduk di sofa, sesaat Anis telah berdiri dihadapannya. Safiq menengadah memandangnya dengan tatapan sayu. Dengan suara bergetar, bocah itu berucap, ”Safiq sayang Umi, ” sembari mulutnya mendekat untuk mencium kemaluan Anis. 



Anis jadi bingung, ingin menampik, namun takut bikin Safiq kaget serta malu. Dilewatkan, ia paham apa yang dikehendaki bocah kecil itu. Belum pernah menjawab, tangan Safiq telah menyusup ke balik dasternya untuk menyeka paha Anis dari luar. Serta selalu semakin ke atas sampai temukan CD yang membungkus pantat bulatnya. 



Anis sedikit terhentak waktu Safiq memegang serta menarik turun kain mungil itu. ”Ah, Safiq! Apa yang anda kerjakan? ” teriaknya, namun tetaplah membiarkan sang putra angkat menelanjangi dianya. Ia memikirkan, mungkin saja Safiq cuma bakal menciumnya sebentar saja. 



Namun tebakannya itu nyatanya salah. Memanglah Safiq hanya mencium pelan, cuma sisi luar yang dijamah oleh bocah kecil itu. Namun itu hanya awal-awal saja, lantaran setelah itu, waktu lihat tak ada penolakan dari diri Anis, iapun lakukan yang sesungguhnya, 



Safiq mengangkat satu diantara kaki Anis ke sandaran sofa sampai saat ini selangkangan sang ibu angkat terbuka terang di depan matanya. Diperhatikannya kemaluan Anis yang basah merona kemerahan untuk sebentar, sembari tangannya meremas serta mengelus-elus bongkahan pantat Anis dengan gemas. 



CERITA DEWASA
PasarPoker
”Ehm, ” Anis melenguh, badan sintalnya mulai bergetar. Ia yang awalannya menginginkan menampik, saat ini jadi terdiam mematung. Anis pasrah saja waktu bibir kemaluannya mulai disentuh oleh Safiq, mulai dari jilatan yang sopan sampai makin lama jadi makin gencar. Pada akhirnya Anis jadi merapatkan kemaluannya ke bibir Safiq serta tanpa ada sadar mulai menggoyangkan pinggulnya. Aksinya itu bikin Safiq makin leluasa menciumi lubang kemaluannya. 



”Ough…” Anis rasakan lidah Safiq makin kuat menari serta menjelajahi semua lekuk kemaluannya. 



Ia rasakan cairan kewanitaannya makin deras mengalir bersamaan dengan rangsangan Safiq yang makin kuat. Tak tahu darimana bocah itu belajar, namun yang pasti, jilatan serta hisapannya sungguh merasa nikmat. Tak pernah diperlakukan seperti itu oleh mas Iqbal bikin Anis merintih kegelian, tetapi tampak begitu suka pada serta menikmatinya. Ia elus-elus kepala Safiq yang terjepit di antara pangkal pahanya, sampai pada akhirnya badannya mengejang serta menekuk kuat selang beberapa saat. 



Safiq yg tidak tahu bila Anis bakal meraih puncak, selalu mengisap kuat-kuat di sana. “Uuhh…” didengarnya sang ibu angkat melenguh sembari menghentak-hentakkan pinggulnya. Dari dalam lubang surga yang tengah ia nikmati, mengalir deras cairan bening yang merasa agak sedikit kecut. 



Baunya pesing, seperti bau air kencing. Cepat Safiq menarik kepalanya, namun tidak urung, tetap harus sebagian tetes air mani itu membasahi mukanya. Diperhatikannya Anis yang waktu itu masihlah merapatkan kaki dengan badan mengejang-ngejang pelan. Setelah itu, tanpa ada nada, istri Iqbal itu jatuh lunglai ke atas sofa, menindih tubuh kurus Safiq kedalam pelukannya. 



Mereka terdiam untuk sebagian waktu. Anis berupaya untuk mengatur nafasnya, sesaat Safiq dengan polos melingkarkan tangan untuk mengusap-usap pantat bulat Anis yang masihlah terbuka lebar. 



”D-darimana anda b-belajar seperti i-itu, Fiq? ” bertanya Anis waktu gemuruh di dadanya sedikit mulai tenang. 

Safiq memandangnya, 
”Dari Umi, ” jawabnya polos. 
“Jangan ngawur anda, Umi tidak pernah ngajarin yang seperti itu. ” sergah Anis sedikit geram. 
“Memang tidak pernah, namun Umi pernah memohonnya. ” sahut Safiq. 
“Meminta? Maksud kamu…” 


Safiq juga berterus terang. Tempo hari ia memergoki ke-2 orangtua angkatnya bercinta di ruangan tengah, di sofa di mana mereka tengah berpelukan saat ini. Waktu itu Anis memohon supaya mas Iqbal mengoral kemaluannya, namun lelaki itu menampik dengan argumen jijik serta dilarang oleh ajaran agama. 



Anis memanglah terlihat kecewa, namun dapat tahu. Safiq yang selalu mengintip jadi menarik rangkuman ; wanita sukai bila kemaluannya dijilat. Dalam hati Safiq berjanji, ia bakal mengerjakannya untuk membalas budi baik Anis yang sampai kini telah menjaga serta menyayanginya. 



”Kamu telah salah pengertian, Fiq, ” diluar sangkaan, bukannya suka, Anis jadi tampak ketakutan. 

”Kenapa, Mi? ” bertanya Safiq kebingungan. 
“Setelah menjilat, anda pastinya akan lakukan hal-hal lain, seperti yang anda lihat tempo hari malam. Benar kan? ” tuduh Anis.


Safiq terdiam, tidak paham mesti menjawab apa. Memanglah pernah terbersit di hati kecilnya untuk lakukan apa yang telah diperbuat ke-2 orangtua angkatnya. Kelihatannya sangat nikmat. Sebagai seseorang remaja yang baru tumbuh, ia jadi penasaran, serta menginginkan merasakannya juga. Safiq sekalipun tak tahu bila itu bebrapa begitu dilarang serta tak bisa. 



“Ah, ini salah Umi juga. ” keluh Anis, pelan ia menarik badannya serta duduk di segi Safiq. 



Tangan Safiq yang terulur untuk memegangi bongkahan payudaranya, ditepisnya dengan halus. Safiq jadi terdiam serta menarik diri. Anis membereskan pakaiannya kembali. 



“M-maaf, Mi. ” lirih Safiq dengan muka menunduk, sadar bila telah lakukan kekeliruan besar. 

“Tidak apa-apa. Namun mulai saat ini, janganlah nenen sama Umi lagi, anda telah besar. ” putus Anis sembari bangkit serta beranjak menuju kamar, meninggalkan Safiq sendirian di ruangan tengah menyesali kebodohannya. 


Esoknya, Anis mempersiapkan sarapan dalam diam. Dia yang umumnya ramah serta ceria, hari ini tampak seperti memikul beban berat. Mas Iqbal bukannya tak tahu hal semacam itu, namun dia menduga Anis hanya lagi PMS saja. Namun sesudah ditunggu berhari-hari, serta sang istri terkasih tetaplah cemberut saja, bahkan juga condong keras hati, iapun mulai berprasangka buruk. 



”Ada apa, Nis? Kuperhatikan, anda beralih belakangan ini. Katakanlah, siapa tahu saya dapat menolong. ”Anis menggeleng, 

”Ah, tidak, Mas. Tak ada apa-apa, saya hanya lagi lelah saja. ” 
”Jangan bekerja sangat keras. Ingat, kita kan lagi program hamil. ” Mas Iqbal mengingatkan. 


Anis berupaya untuk tersenyum, ”Iya, Mas. ” Serta waktu sang suami merangkul lantas mengecup bibirnya untuk di ajak menunaikan sunnah rasul, iapun berupaya melayani dengan sepenuh hati. Siapa tahu, begitu ganjalan di relung hatinya dapat cepat pupus. 



Namun harapan tetaplah tinggal harapan. Bukannya hilang, hatinya jadi makin resah. Terlebih waktu lihat Safiq yang mulai menjauhinya. Bukanlah salah bocah itu juga, Anis juga tidak sering mengajaknya bicara berdua seperti dahulu. Mulai sejak momen di ruangan tengah itu, mereka jadi seperti dua orang asing, cuma waktu betul-betul perlulah mereka baru bertegur sapa. 



Di segi lain, Anis juga seperti kehilangan suatu hal. Penis Safiq yang besar serta panjang selalu menghantui fikirannya, juga jilatan serta hisapan bocah itu diatas gundukan payudaranya, serta yang terlebih, kuluman Safiq di lubang vaginanya yang mampu mengantar Anis mencapai orgasmenya. 



Semuanya ia rindukan, walau dalam hati selalu berupaya ia bantah. Namun tidak dapat disangkal, pesona Safiq telah menjerat nafsu birahinya. Bila dia yang beriman saja terasa seperti ini, bagaimana dengan Safiq yang ingusan? Bocah itu tentu lebih menanggung derita. 



Anis mulai meneteskan air mata. Fikirannya kacau, campur aduk pada menginginkan menampik serta minta ditiduri oleh Safiq. Ada rasa menginginkan rasakan, namun ada juga rasa takut bakal dosa. Namun adzan subuh yang bergema segera menyadarkannya, cepat ia meniadakan air mata serta mengambil air wudhu. Ia mesti tegar. Ini perbuatan maksiat. Begitu salah serta berdosa. Tak bisa diteruskan. Bila tak, bakal sia-sia lantunan tobatnya sampai kini. 



Namun apakah benar seperti itu? 

Semua beralih waktu Anis terima surat panggilan dari sekolah esok harinya. Safiq memberinya dengan takut-takut, ”M-maaf, Mi. ” gagap bocah kecil itu. 
Tak menjawab, Anis menerimanya serta membacanya di kamar. Siangnya, berbarengan Safiq, ia pergi ke sekolah. 


”Nilai-nilainya turun, Bu. Begitu buruk sekali. ” kata ibu kepala sekolah yang gemuk berjilbab. 

Anis berupaya untuk tersenyum serta mohon maaf. 


”Mungkin ada permasalahan dirumah? ” bertanya ibu kepala sekolah. ”Dulu Safiq itu begitu pandai, satu diantara yang paling pandai di kelas. Namun kelihatannya saat ini lagi alami penurunan motivasi. ” 

”Emm, kelihatannya tak ada. ” jawab Anis berbohong, walau sebenarnya dia begitu tahu sekali apa yang dipikirkan anak angkatnya itu. 
”Baiklah, saya berharap ibu menolong kami untuk kembalikan semangat belajarnya. Bila begini selalu, ia dapat tak naik kelas. ” pesan ibu kepala sekolah sebelumnya mengakhiri pertemuan itu. 


Anis juga mengatakan terima kasih serta memohon diri. Diliatnya Safiq yang meringkuk ketakutan di sebelahnya. Dipeluknya bocah kecil itu serta berbisik, ”Umi tunggulah dirumah, belajar yang rajin ya…” 



Safiq mengangguk. Mereka juga berpisah, Anis kembali pada tempat tinggal, sesaat Safiq melanjutkan pelajarannya. 



Sorenya, waktu pulang dari sekolah, Safiq merasakan ibunya menyongsong di ruangan tamu. Wanita itu memeluknya dengan erat. 

”Maafkan Umi, Fiq. Dikarenakan Umi, anda jadi begini. ” kata Anis lirih sembari berlinang air mata.


Belum pernah Safiq berkata, Anis telah menunduk serta melumat bibirnya dengan lembut. Di cium untuk pertama kalinya, sudah pasti bikin Safiq jadi gelagapan, namun ia cepat belajar. Waktu bibir Anis selalu mendecap serta melekat di bibirnya, iapun menyeimbangi dengan ubah melahap serta mengisapnya rakus. Dinikmatinya lidah sang bunda yang saat ini mulai menjelajah di mulutnya. 



”Ehmm… Mi, ” Safiq melenguh, sekalipun tidak menganggap bila bakal di beri surprise mengasyikkan seperti ini. 

”Sst…” Anis kembali membungkam bibirnya. ”Diam, Sayang. Umi menginginkan menebus kekeliruan padamu. ” Pelan Anis menarik tangan Safiq serta ditempelkan ke arah gundukan payudaranya. ”Kamu kangen ini kan? ” tanyanya sembari tersenyum manis. 


CERITA DEWASA
PasarPoker
Dengan polos Safiq mengangguk serta mulai meremas-remas pelan. Jari-jarinya memijit untuk rasakan struktur bulatan yang begitu menggairahkan itu. Seperti umum, ia tak dapat meliputi semuanya, payudara itu sangat besar. Safiq dapat rasakan bila Anis tak menggunakan BH, badan sintalnya hanya dibalut daster hijau muda yang begitu tidak tebal hingga ia dapat temukan putingnya dengan cepat. 



“Mi, ” sembari memanggil nama sang bunda, Safiq melanjutkan jelajahannya. Ia tarik tali daster Anis ke bawah sampai pakaian itu turun ke pinggang, memperlihatkan buah dada sang bunda yang sungguh besar serta mengundang selera. Safiq memandanginya sebentar sebelumnya lehernya maju untuk mulai mencucup serta menjilatinya, sembari tangannya selalu meremas-remas pelan. 



Anis merebahkan diri di sofa, dibiarkannya Safiq menindih badannya dari atas. Bibir bocah itu selalu menelusur di selama bukit payudaranya, dari mulai pangkal sampai ujungnya, semua dihisap tidak ada yang lewatkan. Sekian kali Safiq bikin cupangan-cupangan yang membikin Anis merintih kegelian. 



Terlebih di sekujur putingnya yang mulai kaku serta menegang, baik yang kiri ataupun yang kanan. Safiq mengisap benda mungil kemerahan itu begitu rakus, ia mencucupnya kuat sekali seakan semua payudara Anis menginginkan dilahap serta ditelannya bulat-bulat. Namun sudah pasti itu mustahil. 



“Ehmmm…” merintih keenakan, Anis menuntun satu diantara tangan Safiq untuk turun menjamah kemaluannya yang sangatlah basah. Ia telah menunggu hal semacam ini dari tadi. Sepulang sekolah, Anis memikirkan serta merenung, Safiq jadi malas belajar lantaran konflik mereka kemarin. Jadi, untuk tingkatkan kembali semangat bocah kecil itu, berikut yang dapat ia kerjakan. Anis bakal memberi badannya! 



Janganlah disangka gampang mengerjakannya. Anis telah menimbang dengan masak, pikirkan semua resikonya, serta nampaknya memanglah berikut jalan yang paling baik. Terkecuali untuk Safiq, juga untuk dianya. Lantaran tidak dapat disangkal, Anis menginginkannya juga, setiap harinya juga berat belakangan ini. 



Pesona kemaluan Safiq yang besar serta panjang selalu mengganggu tidur malamnya. Mas Iqbal yang senantiasa setia temani diatas ranjang, mulai tak dapat memuaskannya. Memanglah penisnya juga besar serta panjang, namun entahlah, dengan Safiq ia seperti memperoleh sensasi sendiri. Sensasi yang bikin gairah serta birahinya berkobar kencang. Sama dengan saat ini. 



CERITA DEWASA
PasarPoker
Bergetar semuanya rasa badan Anis demikian Safiq mulai memainkan jari di lubang vaginanya. bocah itu menggesek-gesek kelentitnya pelan sebelumnya pada akhirnya menusukkan jari kedalam lubangnya yang sempit serta gelap. ”Ough, ” Anis merintih nikmat. Diatas, bibir Safiq selalu bertukaran menjilati puting kiri serta kanannya sembari sesekali mengisap serta menggigitnya rakus. 



Anis mendorong kepala bocah kecil itu, memohon Safiq untuk beranjak ke bawah. Safiq yang tahu apa hasrat sang bunda, selekasnya menurunkan ciumannya. Ia jilati sebentar perut Anis yang masihlah langsing serta kencang sebelumnya mulutnya parkir di kewanitaan wanita yang telah membiayai hidupnya itu. 



”Jilat, Fiq! ” Anis memohon sembari buka kakinya lebar-lebar, menunjukkan kemaluannya yang telah becek memerah pada Safiq. 



Si bocah menelan ludah, memandangi sebentar lubang indah yang paling akhir kali diliatnya satu bulan waktu lalu itu. Perlahan-lahan mulutnya turun waktu Anis menarik kepalanya. Safiq menjulurkan lidah serta mulai menciuminya. Ia lumat bibir tidak tebal yang tumbuh berlipat ganda di dalam permukaannya. 



Bulu kemaluan Anis yang tercukur rapi juga diciuminya dengan suka hati. Anis rasakan Safiq buka bibir kemaluannya dengan dua jari. Serta waktu terkuak lebar, kembali lorongnya di buat mainan oleh bocah kecil itu. 



Lidah Safiq bergerak liar, juga cepat serta begitu dalam. Tetapi yang bikin Anis tidak tahan yaitu waktu lidah bocah itu masuk di antara ke-2 bibir kemaluannya sembari mengisap kuat-kuat kelentitnya. Lama tak berjumpa, rupanya Safiq jadi lebih lihai saat ini.



Diam-diam Anis bersukur dalam hati, rupanya ia tak salah bikin ketentuan. Memanglah, ia paham ini dosa -salah satu dosa besar malah- namun bila rasa-rasanya senikmat ini, ia sekalipun tak menyesal sudah mengerjakannya. 



Safiq selalu memainkan kemaluan Anis. Mulutnya mengisap demikian rakus serta kencang, sampai dalam sebagian menit, bikin sang bunda jadi betul-betul tidak tahan. ”Auw… arghh! ” Mengejang keenakan, Anis juga berteriak sekuat tenaga sembari mengangkat pantatnya tinggi-tinggi. Kelentitnya yang tengah dijepit oleh Safiq, berkedut kencang waktu cairannya menyembur deras membasahi lantai ruangan tamu. 



”Hah, hah, ” terengah-engah, Anis meremas pelan rambut Safiq yang duduk berjongkok di lantai. 

”Enak, Mi? ” bertanya bocah kecil itu dengan polos, matanya memandang sang bunda sebelumnya berpindah memandangi selangkangan Anis yang masihlah mengucurkan beberapa bekas cairan orgasmenya. 


Anis mengangguk, ”Nikmat banget, Sayang. ” bisiknya sembari berupaya untuk bangkit. 

”Mau kemana, Mi? ” bertanya Safiq cepat, takut tak memperoleh jatahnya. 
”Kita geser ke kamar, di sini sangat beresiko, kelak dipergoki sama tetangga. ” sahut Anis. 
Ditariknya tangan sang putra untuk masuk kedalam kamar. Beriringan mereka menuju kamar. 
”Kamarmu, ” kata Anis waktu lihat Safiq menginginkan berbelok ke kiri. Safiq selekasnya memutar langkahnya, kamar mereka memanglah berseberangan. 


Didalam, tanpa ada menanti lama, Safiq selekasnya menelanjangi diri. Begitu halnya Anis. Dengan badan keduanya sama telanjang, mereka naik ke atas tempat tidur. 



”Kamu ingin nenen? ” bertanya Anis sembari mendekap kepala Safiq serta segera ditaruhnya ke atas gundukan payudaranya. 



Tanpa ada menjawab, Safiq selekasnya mencucup serta menciumi dua benda bulat padat itu. Dihisapnya puting Anis begitu rakus sembari tangannya bergerak meremas-remas pelan. Dibawah, penisnya yang telah ngaceng berat merasa menyundul-nyundul lubang kelamin Anis. 



”Fiq, mari masukan! ” pinta wanita cantik itu. Ia buka pahanya lebar-lebar hingga merasa ujung penis Safiq mulai masuk lubangnya. 

”Gimana, Mi, didorong gini? ” bertanya Safiq polos sembari berupaya menusukkan penisnya. 
”Yah, begitu… oughhh! ” Anis melenguh, penis Safiq merasa mengenai keras, namun tidak ingin masuk. Dengan pengalamannya, Anis dapat tahu pemicunya. 


Jadi dengan cepat ia bangkit berdiri serta mencapai penis Safiq, lantas dimasukkan kedalam mulutnya. 



CERITA DEWASA
Pasarpoker
“Ahh, Mi! ” Safiq menjerit, sekalipun tidak menganggap bila sang bunda bakal berbuat seperti itu. 



Serta asiknya lagi, rasa-rasanya nyatanya demikian nikmat, lebih nikmat dari pada dikocok pakai tangan. Safiq mulai mengerang-erang dibuatnya, badannya kelojotan, serta waktu Anis mengisap makin kuat, iapun tidak tahan lagi. Penisnya meledak menumpahkan semua berisi yang tertahan sampai kini. Demikian banyak serta kental sekali. 



”Ahh, ” Anis yang sekalipun tak menganggap bila Safiq bakal keluar secepat itu, jadi begitu kaget. Sebagian sperma si bocah pernah tertelan di mulutnya, bekasnya yang pernah ia tampung, segera ia ludahkan ke lantai. 

“M-maaf, Mi. ” kata Safiq dengan muka memerah menahan nikmat, lelehan sperma terlihat masihlah menetes dari ujung penisnya yang mengental. 


Anis tersenyum penuh pengertian, “Tidak apa-apa. Bukanlah salahmu, satu bulan tak di keluarkan tentu buat anda tidak tahan. ” 



Penuh kelegaan, Safiq menyongsong sang bunda yang saat ini berbaring di sampingnya. Mereka sama-sama berpelukan serta berciuman. Namun dasar nafsu remaja, demikian payudara Anis yang besar menekan perutnya, sesaat paha mereka yang terbuka sama-sama bergesekan, dengan cepat penis Safiq mengencang kembali. 



“Eh, telah tegang lagi tuh. ” kata Anis senang sembari menunjuk penis Safiq yang perlahan-lahan menggeliat bangun. 

“Iya, Mi. ” Safiq turut tersenyum. 


Anis mengocoknya sebentar supaya benda itu semakin cepat kaku serta menegang. Waktu telah kembali pada ukuran optimal, ia segera menyiapkan diri. Rasa-rasanya telah tak sabar lubang vaginanya yang gatal dimasuki oleh kemaluan muda itu. Anis memejamkan mata waktu Safiq mulai mendekap sembari selalu menciumi bibirnya, ia rasakan bibir kemaluannya mulai tersentuh ujung penis si bocah kecil. 



”Tunggu dahulu, ” Anis menjulurkan tangan, sebentar ia usap-usapkan ujung penis Safiq ke bibir kemaluannya supaya keduanya sama basah, barulah kemudian ia berbisik, 

”Sudah, Fiq, masukan saat ini! ” Anis berikan jalan. 

CERITA DEWASA
PasarPoker

Safiq mulai mendorong. Pelan Anis mulai rasakan bibir kemaluannya tertekan menyamping. Sungguh mengagumkan benda itu. Ohh, Anis betul-betul rasakan kemaluannya nikmat serta penuh sesak. Safiq selalu mendorong, sesaat Anis menahan nafas, menanti pertautan alat kelamin mereka selesai serta usai seutuhnya. 



”Ahh, ” Anis mendesah tertahan waktu penis Safiq selalu meluncur masuk, membelah bibir kemaluannya sampai jadi dua, penuhi lorongnya yang sempit sampai ke relungnya yang terdalam, hingga pada akhirnya mentok di mulut rahimnya yang memanas.



Mereka terdiam untuk sesaat, sama-sama nikmati rangsangan kemaluan mereka yang saat ini telah bertaut prima, demikian erat serta intim. Rasa-rasanya sungguh mengagumkan. Safiq bergidik sebentar waktu rasakan Anis yang mengedutkan-ngedutkan dinding rahimnya, memijit batang penisnya dengan remasan pelan. Safiq membalas dengan kembali mencium bibir serta payudara sang bunda, sembari tangannya tidak henti-henti meremas-remas bulatannya yang padat menggoda. 



Sebagian detik berlalu. Waktu Anis telah terasa cukup, iapun memohon Safiq untuk mulai menggerakkan pinggulnya. 



”Pelan-pelan saja, tidak usah cepat-cepat. Kita nikmati bebrapa waktu ini. Abi-mu masihlah lama pulangnya, dia lembur malam ini. ” kata Anis. 



Mengangguk tahu, Safiq juga mulai memompa pinggulnya. Gerakannya demikian halus serta pelan, walau tampak agak sedikit kaku. Maklum, masihlah pengalaman pertama. Namun itu saja telah mampu bikin Safiq merintih keenakan, ia betul-betul cepat terbawa ke puncak kesenangan yang belum pernah ia alami terlebih dulu. Nafasnya telah memburu, terengah-engah. Sesaat badannya mulai bergetar pelan. 



Anis yang memandangnya jadi cemas. ”Tahan dahulu, Fiq. Tahan sebentar! ” bisiknya, ia tidak ingin permainan ini berhenti demikian cepat. Ia baru mulai terasa nikmat. 



Namun apa ingin dikata, jepitan kemaluan Anis sangat nikmat untuk seseorang perjaka seperti Safiq. Diupayakan seperti apa pun, bocah itu telah tidak dapat lagi. Jadi cuma kurun waktu singkat, Safiq juga menjerit serta kembali menumpahkan spermanya. Kesempatan ini didalam kemaluan Anis. Cairannya yang kental berhamburan waktu Safiq ambruk menindih badan bugil sang bunda dengan nafas ngos-ngosan. 



”Ah, Safiq! ” walau tampak kecewa, tetapi Anis berupaya untuk menyadarinya. 



Ia belai punggung Safiq dengan lembut. Penis bocah itu yang masihlah menancap di lorong vaginanya, masihlah merasa berkedut-kedut, kuras semua berisi. Anis rasakan liangnya jadi demikian basah serta penuh. 



Mereka selalu berpelukan untuk sebagian waktu sampai mendadak Anis menjerit kaget, ”Ah, Fiq! ” badan montoknya sedikit terlonjak waktu rasakan penis Safiq yang mendadak saja kaku serta menegang kembali. 



”Cepet banget! ” pujinya senang. Diciumnya bibir bocah itu sebagai hadiah. 



Safiq hanya tersenyum serta kembali melakukan perbaikan posisi. Ia telah siap untuk beraksi. Sembari melumat bibir serta leher Anis, ia mulai menggerakkan pinggulnya. Remasan tangannya di payudara sang bunda juga kembali gencar, secepat tusukannya yang saat ini telah mulai lancar serta tahan lama. 



”Ahhh… terus, sayank. Yah, terus! ” Anis yang menerimanya, merintih serta menggeliat-geliat tidak teratasi. 



Badan montoknya menggelepar hebat bersamaan goyangan Safiq yang makin kuat. Dengan tusukannya yang tajam, bocah itu bikin vagina Anis menegang serta berdenyut pelan, betul-betul puncak kesenangan yang belum pernah ia alami sepanjang enam th. pernikahannya dengan mas Iqbal. 



Ohh, sungguh mengagumkan. Anis jadi tidak ingat apa-apa lagi terkecuali kenikmatan serta kesenangan. Dosa serta neraka telah lama hilang dari fikirannya. Hati serta kesadarannya telah tertutup oleh nafsu birahi. 



“Fiq, ooh… oohh… terus… arghhh…” Anis sendiri terperanjat oleh teriakannya yang begitu kuat. Pelan badannya bergetar waktu cairan kenikmatannya menyembur keluar. 



Safiq yang juga kesetanan selalu memompakan kemaluannya berkali-kali, serta selang beberapa saat turut menggelepar. Berwajah yang tampan menengadah, sesaat ke-2 tangannya mencengkeram serta menghimpit payudara Anis kuat-kuat. Dibawah, spermanya yang kental kembali meledak didalam vagina sang bunda, memancar berkali-kali, sampai bikin rahim Anis jadi demikian basah serta hangat. 



”Oh, ” Anis melenguh rasakan sangat banyak cairan kental yang penuhi liang vaginanya. 



Sesudah usai, Safiq memiringkan badan hingga tautan alat kelamin mereka tertarik serta lepas dengan sendirinya. Tangannya kembali meremas lembut payudara Anis sembari bibirnya menciumi muka wanita yang begitu dikasihinya ini. Anis suka dengan perlakuan Safiq pada dianya. 



“Fiq, anda sungguh mengagumkan. ” puji Anis pada putra angkatnya. 

”Cepet banget tegangnya, walau sebenarnya baru saja keluar. ” 
Safiq tersenyum, ”Trims, Umi. Safiq suka dapat bikin Umi bahagia. ” 
”Tapi anda juga nikmat kan? ” goda Anis. 
”Tentu saja, Mi. ” Safiq mengangguk. 
“Mau lagi? ” tawar Anis. 
”Umi tidak lelah? ” Safiq ajukan pertanyaan balik. 
”Seharusnya umi yang bertanya demikian, ” sahut Anis, serta mereka tertawa bersamaan. 


Mulai sejak waktu itu, jalinan mereka juga beralih. Bukanlah lagi seseorang ibu serta anak, namun bertukar jadi sepasang kekasih yang senantiasa berupaya untuk memuaskan nafsu semasing. Kapanpun serta dimana saja. 



Prestasi Safiq kembali bertambah, bahkan juga lebih dari mulanya. Sesaat Anis, memperoleh hikmah yang terbesar. Ia saat ini hamil, telah jalan 2 minggu. Telah terang itu anak siapa, namun kelihatannya mas Iqbal tak berprasangka buruk. 



Jadi lelaki itu terlihat begitu suka serta senang, sekalipun tak berprasangka buruk waktu Anis kelepasan ngomong, ”Selamat, Fiq, sebentar lagi anda bakal jadi seseorang bapak, ” - CERITA DEWASA

0 komentar:

Posting Komentar